Mengenal Jenis-Jenis Uji Statistik pada Skripsi Kuantitatif
29/11/2025, 15.45 oleh Admin ERPN Store
Daftar Isi
Jasa Cek Plagiasi
Pastikan karya tulis Anda bebas plagiat dengan tool pengecekan terpercaya kami!
Cek SekarangLayanan AI
Tingkatkan produktivitas menulis dengan layanan AI terdepan dari ERPN Store!

Mengenal Jenis-Jenis Uji Statistik pada Skripsi Kuantitatif
Dalam penyusunan skripsi kuantitatif, pemahaman tentang uji statistik menjadi kunci utama untuk menghasilkan analisis data yang akurat dan kredibel. Skripsi kuantitatif sering kali melibatkan pengumpulan data numerik, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan berbasis bukti empiris. Maka dari itu, artikel ini akan membahas dasar-dasar uji statistik, mulai dari pengertian hingga jenis-jenisnya secara umum, agar mahasiswa dapat memilih metode yang tepat.
Pengertian Uji Statistik
Uji statistik adalah metode matematis yang digunakan untuk menganalisis data dan menguji hipotesis dalam penelitian. Dalam konteks skripsi kuantitatif, uji ini membantu menentukan apakah hasil penelitian signifikan secara statistik atau hanya kebetulan. Secara sederhana, uji statistik melibatkan perbandingan data sampel dengan populasi, pengukuran hubungan antar variabel, atau prediksi tren berdasarkan pola data.
Uji statistik terbagi menjadi dua jenis utama berdasarkan asumsi data, yaitu:
Uji Parametrik: Mengasumsikan data berdistribusi normal, varians homogen (kesamaan variasi antar kelompok), dan sampel yang cukup besar. Cocok untuk data interval atau rasio, seperti uji t atau ANOVA.
Uji Non-Parametrik: Tidak memerlukan asumsi distribusi normal, sehingga lebih fleksibel untuk data ordinal, nominal, atau data yang skewed (miring). Contohnya seperti uji Chi-Square. Adapun uji ini digunakan ketika data tidak memenuhi syarat parametrik.
Jenis-Jenis Uji Secara Umum
Uji Statistik Deskriptif
Merangkum dan menggambarkan data secara sederhana tanpa pengujian hipotesis, seperti menghitung mean (rata-rata), median, modus, standar deviasi, atau frekuensi.
Uji-t (T-Test)
Menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata dua kelompok data, atau untuk membandingkan rata-rata sampel dengan nilai rata-rata populasi yang ada. Uji ini terbagi menjadi tiga jenis, antara lain:
one-sample t-test: membandingkan rata-rata satu sampel dengan nilai rata-rata populasi yang sudah ada.
independent samples t-test: membandingkan rata-rata dua kelompok yang independen satu sama lain.
paired t-test: membandingkan rata-rata dari dua pengukuran yang sama pada objek yang sama, di mana data satu sama lain tidak bebas atau berpasangan.
Uji ANOVA (Analysis of Variance)
Membandingkan rata-rata dari dua kelompok atau lebih guna menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan secara statistik di antara rata-rata kelompok tersebut.
Uji Chi-Square
Termasuk dalam kategori uji statistik non-parametrik yang membandingkan frekuensi yang diamati dengan frekuensi yang diharapkan untuk menentukan apakah ada hubungan yang signifikan antara dua variabel kategoris. Uji ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Uji Independensi: menentukan apakah dua variabel kategoris berhubungan atau independen satu sama lain.
Uji Kesesuaian: memeriksa apakah pengamatan distribusi frekuensi dalam sampel sesuai dengan distribusi frekuensi yang diharapkan.
Uji Regresi
Mengukur hubungan antara variabel dependen (terikat) dan satu atau lebih variabel independen (bebas) guna membuat prediksi. Uji ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Regresi sederhana: melibatkan satu variabel independen.
Regresi berganda: melibatkan lebih dari satu variabel independen.
Uji Korelasi
Mengukur hubungan antara dua variabel untuk mengetahui apakah keduanya memiliki hubungan yang positif, negatif, atau tidak berkorelasi. Uji ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Korelasi Pearson: mengukur terkait keeratan hubungan secara linier antara dua variabel yang mempunyai distribusi data normal.
Korelasi Spearman: mengukur kekuatan dan arah hubungan antara dua variabel yang datanya berurutan.
Kesimpulan
Dengan mengetahui jenis-jenis uji statistik ini, mahasiswa dapat memahami jenis uji mana yang tepat untuk penelitiannya. Sebab, pemilihan uji ini tidak mudah karena bergantung pada jenis data, tujuan penelitian, dan variabel yang menjadi objek penelitian. Oleh karena itu, selalu berkonsultasi dengan dosen pembimbing untuk mendiskusikan hal ini lebih lanjut.
